Top Bisnis Online

Trading dan Investasi

ad1

Iklan Gratis

Anda tidak bisa menjadi Warren Buffett - Trader Biasa

Anda tidak bisa menjadi Warren Buffett - Trader Biasa


Kamu tidak bisa menjadi Warren Buffett
Buffett adalah bapak investor di pasar keuangan. Setelah membaca profil beliau. Menurut saya, Ada berbagai aspek yang mendasari mengapa beliau bisa menjadi trillioner. Dan hal ini tidak bisa di tiru semua orang.
1. Berinvestasi sejak usia 14tahun.
Waktu kamu SMP apa pernah terlintas dalam pemikiranmu tentang " investasi"?
Anak usia 14tahun itu seneng-seneng hangout bareng teman, shopping, hunting makan enak, cari tempat ngehits, atau mungkin malah pacaran.
Umur 14tahun saya dulu main tamiya, playstation, counterstrike. Itu kehidupan normal anak usia 14tahun kebanyakan.
Saya saja yang mulai trading sejak usia 21tahun, ngajak teman-teman saya tidak ada yang minat sama sekali. Mereka bilang Mendingan main PS, karokean, bilyard, party, main futsal, traveling.
Jadi umur 21 tahun saja banyak yang " belum merasa penting " apa lagi yang masih umur 14tahun.
Kenapa usia penting?
Karena untuk mendalami bisnis tentu ada jatuh bangun. Warren buffett baru mencapai nett worth triliuner di usia 56tahun . Artinya dari umur 14 tahun hingga 40an tahun dia jatuh bangun juga. Tidak tau-tau boom jadi triliuner.
Pernah juga rugi beli saham, salah langkah, dan gagal. Jadi dia sudah menginvestasikan waktunya dulu sebelum investasi portfolionya.
2. Mentor bukan sembarangan
Orang sekelas Warren Buffett masih butuh mentor. Dan semua orang
hebat
terlahir dari mentor yang tepat. Mentor Warren Buffett tidak lain adalah dosennya sendiri Benjamin Graham. Jadi dalam mendalami sektor ini Buffett masih butuh bimbingan dari Benjamin buat belajar analisis fundamental.
3. Kecerdasan Emosional diatas rata-rata
Kamu nahan sahammu misal selama 10tahun. Apa mungkin? Paling juga baru 3bulan hold udah kamu lepas.
Setelah 10tahun kamu tahan jadi milyaran dolar tu. Hal apa yang bakal kamu lakukan?
Beli Lambo? Beli Mansion? Helikopter? Itu normalnya gitu. Namun tidak untuk Buffett, bwliau gunakan uang tersebut kembali untuk membeli saham lagi.
Ibaratnya ni ya, Udah lama nunggunya dari istrimu mengandung sampai anakmu sekolah SD, e malah di puterin lagi. Jadi selama 10tahun ya tidak menikmati hasil kamu bisa?
Nah ini yang saya bilang di atas rata-rata emosi Warren Buffeet. Sampai sejauh ini tidak ada orang yang memiliki kecerdasan emosi setinggi beliau di pasar keuangan.
Lantas apa yang bisa di pelajari dari Buffett?
Ya Value Investing itu membutuhkan Waktu, Mentor, dan Sabar.
Jadi Warren Buffett biarlah jadi dirinya sendiri, kamu jadi dirimu sendiri.
Misalkan baru memulai investasi usia 40 ya tidak papa, usia 50 ya tidak papa,
terbaik
dari versimu saja. Karena timeframe orang beda-beda, bila butuh mentor ya hubungi saya, mengenai kesabaran adalah kebiasaan yang dilatih berulang-ulang. Jam terbang.
Dan satu hal, Warren Buffett bukan Trader ya, tapi Investor. Meskipun literatur Value Investing bisa diterapkan dalam kaidah trading maupun investing.
Be your self, don't try to be someone else. - trader biasa

Trader biasa - Kalau sudah sukses kenapa bikin Kelas?

Trader biasa - Kalau sudah sukses kenapa bikin Kelas?


kalau sudah bagus trading kenapa capek-capek, jadi IB atau jadi mentor?


ini pertanyaan yang sering muncul di dunia pertradingan. skeptis ini muncul dikarenakan dia gagal trading disatu sisi ada temannya yang berhasil tetapi berhasilnya bukan dari tradingnya tetapi dari mentoring atau jadi IB.

bagaimana trader biasa memandang hal seperti ini?

ekspansi bisnis

di Indonesia itu ketika ada trader yang posting profit di bilang “modus”. ketika tidak posting profit diomongin “paling juga habis mc. “ kalau analisis bener dibilang “cuman kebetulan”, kalau analisis salah “digoblok-goblokin”. iya memang kenyataannya trader +62 memang seperti itu ketika sudah “skeptis tingkat akut”.

apalagi kalau tau trader punya bisnis banyak, misalnya ya. dia trader tekniknya bagus. followernya udah banyak. jualan EA laris. jadi IB klienya ratusan. jadi pembicara di berbagai seminar. sudah nulis buku. jadi mentor banyak yang minat. wa bakal dikeroyok, bakal banyak yang bully. iya memang mentalitasnya seperti itu ketika melihat “ orang sendiri “.
padahal sebenernya mark zuckerberg juga melakukan “ ekspansi bisnis “ yang sama di lakukan trader ini.

tetapi trader +62 tidak akan berpikir demikian ketika di hal yang sama terjadi pada “ orang barat “.

si Zuckerberg ini sudah punya Facebook, kok masih bisnis Whatsapp, Instagram dan Youtube. apa profitnya kurang?

tidak bakal ada trader +62 yang mengatakan hal seperti itu. karena dia “ Bule “. padahal kasusnya sama sebenernya , hanya “ ekspansi bisnis”.

si Zuckerberg bikin FB lalu beli WA,IG dan YT tidak masalah karena masih 1 bidang lini bisnis, jadi Trader mau jadi Mentor,IB,Penulis,Pembicara,Jual EA, ya sebenarnya TIDAK MASALAH JUGA, karena masih dalam 1 bidang lini bisnis.

coba di pukul sama, orang yang bikin multiple source of income belum tentu sukses di semua lini bisnis tersebut.
jadi kalau hujat Mentor. coba saja jadi mentor. berapa ratus orang yang mau jadi muridmu?
atau jadi IB. berapa ribu klien yang bisa kamu bawa ke broker tersebut? atau jadi pembicara. berapa ratus orang kamu mampu berbicara di depan panggung?atah coba tulis 1buku. berapa orang yang bakal beli bukumu? atau jual EAmu berapa orang user EAnya? belum tentu kamu berhasil juga. karena di setiap lini bisnis yang di ekspansi tetep butuh Manajemen.

jadi kalau Honda, bikin Motor lalu ekspansi bisnis ke Mobil dan Robot bukan berarti Hondanya profitnya kurang.

atau

Ciputra group, bikin bisnis property lalu ekspansi ke pendidikan,e-commerce,telekomunikasi

atau

Budi Hartono, punya Djarum, kok masi bikin BCA, Polytron, Perkebunan Sawit.

APA PROFITNYA KURANG?

cobalah berpikir secara lebih luas . ðŸ˜ƒðŸ˜ƒ

-Trader Biasa. 





Trader Biasa - Jangan Trading dengan Harapan

Trading dengan market bukan dengan ekspektasi - by trader biasa
Bulan juni ke juli trading gold 1hari pernah profit 4.000$. saya kemudian wd dan berhenti.
Kenapa saya berhenti?
Supaya saya tidak bertrading dengan ekspektasi. Karena menurut saya berbahaya!
Trading dengan ekspektasi itu misalnya saya 1hari bisa profit 4.000$ karena marketnya kebetulan sedang bagus. Kemudian karena dasar tersebut bisa menjadikan saya BEREKSPEKTASI BAHWA SETIAP HARI MARKET AKAN BAGUS. Ini kesalahan besar bagi diri seorang trader karena berekspektasi berlebihan.
Misalkan target profit saya 1 bulan 5.000$, dan ternyata dalam 1hari bisa terkumpul 4.000$, itu bukan berarti saya akan menghasilkan 4.000$ perhari!
Tapi artinya target saya dari 5.000$ berkurang menjadi 1.000$, jadi ya tinggal cari 1.000$ trading jadi lebih santai.
Disini trading dengan market nantinya cari lagi 1.000$ tersebut sampai akhir bulan.
Itu baru disebut trading dengan market!
Trader yang trading dengan ekspektasi itu biasanya kurang menghargai jerih payah yang dicapai hari ini. Sehingga berupaya mencari lebih. Padahal perkembangan portfolio 0.1% pun sebenarnya juga sudah disebut pertumbuhan.
Jika target profit saya 1 bulan 5.000$, artinya target 1 hari saya 250$.
Formula 250$
Jika 1.00 standard lot artinya cari 25pips 1hari saja. Jadi kalau bisa lebih dari 25pips itu bonus saja!
Realistis tidak target profit 25pips 1hari?
Kita lihat karakter mata uang yang saya tradingkan. Saya spesialis mata uang EURUSD. Dan mata uang ini memiliki karakter pergerakan rata-rata harian adalah 100pips.
Jika target saya 25 pips sedangkan pergerakan rata-rata 100pips. Peluang untuk mencapai 25pips 1hari sangat mungkin tercapai. Ini disebut realistis.
Kalau ditanya, mau tidak profit 4.000$ perhari? Semua orang Mau saja.
Masalahnya disini profit 4.000$ yang pernah terjadi itu anomali atau pergerakan diatas rata-rata harian. Yang artinya disini TIDAK AKAN MUNGKIN TERULANG UNTUK KEDUA KALINYA, APALAGI BERKALI-KALI.
Trading dengan ekspektasi ini meracuni diri trader sendiri karena berekspektasi bahwa hasil hari ini atau yang pernah terjadi bisa diulangi secara berulang-ulang.
Itulah mengapa tidak ada kewajiban bagi trader profesional untuk menjual portfolionya ke institusi keuangan, mereka cukup pakai sertifikat profesi saja dan sudah bisa kelola paper asset.
Misalkan, ada trader profesional bisa punya Portfolio profit 1tahun 500% itu bukan berarti nantinya para investor yang memakai si trader setiap tahun akan profit 500%/tahun. Itu hanya menunjukan bahwa dia pernah mencapai prestasi profit 500% dalam 1tahun TETAPI bukan berarti tiap tahun akan terjadi profit 500%, TIDAK BISA DIARTIKAN SEPERTI ITU!
karena kondisi market 1tahun yang lalu, tahun ini dan 1tahun kedepan akan berbeda!Tidak akan pernah sama. Jadi jangan gunakan portfolio untuk berekspektasi!
Trading dengan Market bukan dengan ekspektasi. Kenali marketnya, karakternya, jangan berandai-andai dengan ekspektasi karena itu konyol.
Semoga bermanfaat!
Mungkin gambar teks yang menyatakan 'hoping does not create profit'


Mengapa Trading Harus pakai Stoploss? Trader Biasa

Mengapa Trading Harus pakai Stoploss? Trader Biasa

 


Saya sering melihat beberapa trader tidak mau pakai stoploss, alasannya takut stoploss di cium broker kemudian harga balik sesuai prediksi, jadi cenderung memilih trading tanpa stoploss.


Alasan ke-2, trader pemula memikirkan bahwa lebih baik hold floating minus, siapa tau harga balik, padahal tidak ada yang tau harga akan balik lagi kapan, bisa besok bisa 1minggu kedepan bisa juga baru 3 tahun kedepan. Iya kalau modalmu bisa menahan selama 3tahun. Modal receh juga salah arah 3hari ya MC.

Alasan ke-3, ada di level prespektif kerugian,
Dimana trader pemula sering kali membuat proyeksi harapan.

Jadi ketika dia loss terkena stoploss dia akan berasumsi bahwa posisi berikutnya akan terkena stoploss dan jika terulang sebanyak 10 kali maka ujung-ujungnya ya tetap MC.

Begitu juga sebaliknya ketika profit. Gayanya kaya yang punya market. Sekali profit. Keyakinannya di posisi ke 2 dan seterusnya ke-PD-an bakal profit lagi.

Ini prespektif yang salah ketika bertrading.

Ketika kalian terkena stoploss bukan berarti di next round akan sama juga bakal terkena stoploss. Demikian juga jika sekarang profit bukan berarti next round juga akan sama profit. Jadi berhentilah membuat proyeksi dengan harapan. Bertradinglah dengan OBJEKETIF!

Proyeksi yang objektif dalam bertrading hanya ada 1, yaitu penempatan SL dan TP setiap melakukan open posisi. SET AND FORGET.

Don't make any revenge if you get loss, don't think that you are smarter than the market if you get profit. Be wise using the size lots, calculate everytime you make decision , buy or sell.
Do the math, do not trading using your feeling by hoping that the price will always follow everything that your wish fo

MEMBANGUN ASET DARI FOREX

 MEMBANGUN ASET MELALUI FOREX


banyak orang yang pandai berrencana tetapi ketika dihadapkan situasi langsung dengan uang mereka bakal gegabah dalam mengambil keputusan antara memilih untuk membeli “ liabilitas “ daripada “ aset”. dan yang dipilih adalah “liabilitas”.


contohnya saja ketika mendapatkan uang gaji. bonus. ataupun THR yang dibeli barang-barang konsumtif. seperti kamera harga 15juta. sepatu harga 3juta. smartphone harga 10juta. atau mungkin jam tangan harga 5juta. 

tapi ketika dihadapkan dengan investasi, depositnya hanya 1juta padahal pengalaman tradingnya sudah 5tahun.


jika ditanya, misalkan nih kalau punya uang banyak mau buat apa?


jawabannya tinggi2 “buat kos-kosan, bekli apartment lalu disewakan, bikin villa lalu di rentalin “. tapi hal itu enggak pernah terjadi karena memulai saja enggak pernah.


fenomena ini terjadi sebenernya di dunia trading. untuk trader tingkat pemula mungkin masalah tradingnya adalah gimana cara biar dapet profit, Namun untuk trader tingkat lanjut masalahnya lain lagi, yaitu bagaimana mengelola profit itu juga masalah pada diri mereka.


sebenernya ya sudah profit. sebenernya ya sudah berhasil WD. tapi cuman lewat. enggak tau profitnya tau-tau habis enggak ada hasilnya. enggak ada bentuknya.


lalu apa bedanya sama orang biasa yang nerima gajian tiap bulan tapi uangnya juga cuman lewat habis buat bayar utang?


artinya enggak mempelajari apa-apa dalam konsep Money Managementnya. MM itu luas coy. enggak sebatas berapa jumlah lot dan berapa jumlah op diatas kertas tapi juga aplikasinya di kehidupan sehari-hari. 


jangankan akun forex, hidup saja butuh MM, ngatur cashflow ya butuh MM keles...


berapa pendapatan, berapa pengeluaran, berapa dana yang di tabung/investasi dan berapa dana buat lunasi utang.


buat bayar utang semua mati gak makan. enggak ada tabungan/investasi mati gak punya cadangan. enggak memperbesar pemasukan mati kena inflasi apa-apa naik. memperbesar pengeluaran mati banyak gaya hedon maksa jadi rockstar wannabe. setidaknya harus ada 30% dari pendapatan yang setelah diterima langsung di sendirikan buat tabungan/investasi. dibuatkan rekening khusus biar enggak di otak-atik. tangan gatel pengen ngambil duwit?


nah tu sama kaya trader yang tangannya gatel pengen op melulu..


sama kaya orang mau niat berhenti merokok. kalau enggak di niatin ya gak bakal berhenti. padahal kalau berhenti ngerokok paling bisa deposit 5.000$. bukan masalah “bisa” atau “ tidak bisa”, tapi masalah “ mau “ atau “ males “.


tidak ada ceritanya orang “males” jadi “sukses”


RAJIN WD

belajarlah WD mulai dari 10$ dulu agar disiplin.


sebagai seorang pengusaha anda harus tau bedanya “ omset “ dengan “ keuntungan “.


jika tidak tau bedanya. anda akan mengatakan bahwa “ omset” sama dengan “ keuntungan”. mungkin bisnis anda akan “terlihat besar” tapi anda sama sekali tidak untung.


dan itulah yang terjadi ketika trader tidak paham angka-angka yang terpampang di metatrader4.


semua angka yang ada di metatrader4 itu adalah omset. itu baru omset. bukan keuntungan.

keuntungan itu ya yang sudah berhasil di WD.

yang ada di rekening bank lokal pribadi anda.


menahan profit pada balance itu disebut memperbesar omset. tapi bukan berarti sudah untung.


omset yang besar belum tentu bisnisnya untung. karena belum tentu bisa di WD.


jadi fokuslah di WD. mulai WD dari 10$ perhari. jadi nantinya anda terbiasa WD secara berkala. hal tersebut harus di mulai. agar menjadi kebiasaan WD. rajin WD.


kenapa itu penting?


biar anda terpola. oh... ternyata setelah omset bertambah. ada uang yang digunakan untuk menambah biaya oprasional , ada juga uang disendirikan karena itu hasil keuntungannya. nah yang itu yang di WD.


kalau semua buat omzet terus ditimbun dibalance. lalu kapan untungnya? ya akhirnya cuman gedein modal terus. lupa bahwa bisnis itu cari untung bukan hanya gedein modal.


bisnis yang bagus itu omset bertambah, keuntungan juga bertambah. keduanya harus berjalan secara bersinergi.


sering kali lihat pengusaha pemula. terburu-buru membuat kantor cabang. biar bisnisnya kelihatan udah expand kemana-mana. keren sih tapi apa benar sudah untung? atau justru floating minus karena terlalu banyak membayar biaya oprasional dimana-mana.


itu maksud saya.


TRADING PAKAI SWAP?

 Bagus trading pakai swap?


Swap itu biaya yang dikenakan pada posisi yang aktif lebi dari 1x24jam atau biaya menginap.


Nah Swap ini berguna biar trader itu enggak lama-lama nahan posisi.


Swap ini cocok buat trader yang modal kecil.


Menurut saya dengan adanya swap si trader akan DIPAKSA BUAT DISIPLIN close posisinya kurang dari sehari biar mereka enggak kena swap. Di untungkannya disini bagi trader yang belajar disiplin adalah mereka ENGGAK NAHAN FLOATING LAMA-LAMA. 

Nahan floating lama boleh saja jika modal besar. Nah kalau modal kecil nahan floating lama bisa amblas karena modalnya enggak kuat.

Makannya swap itu diaktifin bukan biar bayar swap tapi biar enggak nahan FLOATING. Dengan gitu trader bisa terkontrol Drawdownnya KECIL.


Chord dan Lirik

Ulasan Film

ad2

Keimanan dan Keyakinan

Olahan Makanan

Tempo Doeloe

Tips dan Trik

Explore Indonesia

Broker Kripto